Saturday, March 18, 2017

Yes, I Do... (1) - Menikah di Gereja Katolik

kalau di film-film, atau di drama Korea, abis ngomong 'Yes I Do' semuanya tamat. hahaha... bahagia sampai akhir hayat... tapi di dunia nyata, boro-boro.. abis ngomong itu, terbitlah rempong..  rempong nentuin tanggal, nentuin gedung, nentuin katering, nentuin baju, nentuin romo, sampai nentuin duitnya ada apa gak.. >,<

dan rempong bagian 1 : urus pernikahan di Gereja Katolik.

yup. aku dan masnya, sama-sama beragama Katolik. jadi sudah dipastikan, kami akan menikah secara Katolik. tapi namanya juga Gereja Katolik ya, struktural bener.. aturannya sehompimpa alaium gambreng.. jadilah begitu masnya bilang mau serius sama aku, langkah awal yg diperbuat adalah datang ke Gereja, dan nanya apa syarat2nya...

secara umum, syarat menikah secara Katolik itu, cuma 2, ikut MRT (Membangun Rumah Tangga) dan ikut penyelidikan kanonik.

sampai tulisan ini dibuat, status 'Yes I Do' lagi nunggu jadwal kanonik. jadi ceritanya baru bisa soal proses sebelum nunggu jadwal ya...

MRT sendiri sebenarnya adalah pengembangan dari KPP (Kursus Persiapan Perkawinan) yang sudah bertahun-tahun jadi syarat calon suami istri sebelum menikah secara Katolik. Se Indonesia, program MRT ini baru diberlakukan di Keuskupan Agung Jakarta, dan mutlak diikuti oleh kedua pasangan. karena menurut pengalaman yg sudah-sudah, KPP hanya dianggap sebagai formalitas aja, bahkan sampai ada calo nya segala! >,<  karena yang dicari cuma sertifikatnya aja.. bukan ilmunya.. makanya di MRT, udah ga ada lagi sertifikat, tapi dapat buku, dan bonus foto bareng! hihihi~


oh iya, aku dan masnya kebetulan beda Paroki, aku di Tangerang, dan masnya di Bekasi. biasanya kalau sama-sama Katolik, menikahnya di Paroki pihak wanita.. jadi, ikut MRT nya di Paroki ku, dan karena sama-sama di bawah KAJ, jadi seragam untuk urusan MRT nya..

syarat daftar MRT secara umum, sama aja kayak KPP, cm ga perlu kasih pas foto, karena yaa nanti difoto bareng.. hehehe.. MRT kemarin, kami harus ikut 2 hari, Sabtu-Minggu, jam 8 pagi sampai jam 5 sore. topiknya ada yang ringan, agak berat, dan surgawi bener (bahas sakramen) hahaha.. untungnya kami bertahan, dan kami lulus, meskipun tiap diskusi malah contek2an.. >,<

Ini syarat-syaratku kemarin :
1. Isi form keterangan plus tanda tangan calon menikah.
2. Surat Keterangan dari Lingkungan.
3. Fotocopy surat baptis.
4. Fotocopy KTP.
5. Bayar!! di Paroki ku Rp 300.000, untuk buku panduan & konsumsi. 

Untuk kanonik, karena masnya beda Paroki, jadi dia harus dapat tanda tangan sampai Pastor Paroki, kalau aku sih, ketua lingkungan aja cukuplah ya.. :D

Ini syarat-syarat untuk kanonik (biasanya seragam sih di semua Gereja Katolik) :
1. Isi form calon menikah
2. Surat Keterangan dari Lingkungan
3. Salinan surat baptis asli yang menyatakan "Status Liber"
4. Fotocopy KTP
5. Fotocopy KTP saksi (suami istri)
6. Pas foto gandeng 4x6 2 lembar.

yang seru pas urus ini, ya bagian mencari tanda tangan, dan cari salinan surat baptis.. masnya Paroki di Bekasi, tapi dia dibaptis di Pademangan (Jakarta).. jadi dia jalan-jalan deh ke sana urus surat baptis.. sedangkan aku dibaptis di Bandung.. ya kali ke Bandung cuma buat urus itu.. berat di ongkos, jadinya minta tolong eyang.. hihihi.. pake jasa pengiriman antar kota antar provinsi :D

trus pas bikin foto gandeng, karena aku maunya fotonya cakep dan kece buat dipasang di akta nikah seumur hidup, janjian warna baju (pakai batik hijau), dan aku kudu lipstikan dulu!!! hihihihi.. mayan hasilnya oke >,<

setelah masukin dokumen kanonik, sekarang lagi dagdigdugder nunggu jadwal penyelidikan kanonik oleh Pastur.. moga-moga pertanyaannya ga susah-susah.. dan kelak jadi bekal kami ke depannya.. bantu doakan kami semoga semuanya lancar yaaa...

sampai jumpa di 'Yes I Do' edisi selanjutnya...  ^___^

Bermain Pikler Triangle

Saat pandemi mulai masuk Indonesia, AAP Jr masih umur 1,5tahun. Kala itu memang kami belum terlalu sering mengajak dia main di tempat main a...