Friday, June 18, 2021

Bermain Pikler Triangle

Saat pandemi mulai masuk Indonesia, AAP Jr masih umur 1,5tahun. Kala itu memang kami belum terlalu sering mengajak dia main di tempat main anak-anak di mall. Sempat beberapa kali ajak main tapi karena masih kecil, jadi cuma muterin satu area tanpa arah. 

Sempat terpikir untuk sewa perosotan, tapi rumah kami saat ini juga ukurannya tidak terlalu besar, maka kami mengurungkan niat itu. Hingga akhirnya belum lama ini, terpikir untuk sewa pikler. 

Piker Triangle dikembangkan oleh seorang dokter bernama Emmi Pikler, yang merupakan dokter pedriatri dari Hungari. Dr. Pikler terkenal dengan pengajarannya dalam perkembangan anak, dengan prinsip free movement, autonomous play, dan mindfull caregiving. Dr. Pikler meyakini anak-anak harus diberikan kesempatan bermain bebas secara mandiri, serta menghargai fase perkembangan anak yang berbeda-beda.

Pikler Triangle dapat mengasah kemampuan motorik anak, dengan cara memanjat, menaiki tangga. AAP Jr sendiri waktu pertama coba, sikap ragu-ragunya sangat nampak. Tapi lambat laun, dia mulai paham, bagaimana cara bermainnya, dan tentu gerak motoriknya semakin bagus. Selain latihan dari motorik juga, pikler ini juga berwarna-warni, jadi dia pun bisa sekaligus belajar warna.




Wednesday, June 16, 2021

Selamat Ulang Tahun, Mama

Hari paling spesial buat orang paling spesial di dunia ini.. Mama.

Hari ini ulang tahunnya yang ke 53.. 

Semoga kesayanganku ini selalu sehat, bahagia, dan diberkahi banyak rejeki dari segala penjuru oleh Tuhan.

Semoga kesayanganku ini, masih bisa menemani perjalananku menjadi ibu, dan kelak berbangga melihat cucu-cucunya tumbuh dewasa.

Terima kasih sudah terlahir dan jadi mamaku.

Terima kasih sudah memperjuangkanku, di saat yang lain mungkin ingin melepaskanku.

Terima kasih sudah percaya untuk semua keputusan yang pernah kubuat.

Terima kasih untuk semua cintanya.


Selamat ulang tahun, Ma...

Monday, June 14, 2021

Cerita Rumah #2 : KPR

Masih berlanjut dari cerita rumah yang di sini, kali ini aku mau cerita soal proses pembayarannya.. Sesuai judul, kami memilih proses pembayarannya dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah)..

Kebetulan developer tempat kami membeli rumah ini, bekerja sama dengan bank-bank besar di Indonesia. Jadi proses pengajuannya cukup mudah, hanya perlu mengirimkan softfile dokumennya ke Marketingnya saja... Oh iya sebelum itu kami berdua melakukan BI checking... Untuk tahu apakah kami punya catatan kredit yang baik.. Karena kalau catatan kredit jelek, dijamin pengajuan KPR nya ditolak. Dan sebagai informasi, BI checking ini bisa dilakukan secara mandiri melalui SLIK OJK, dan caranya bisa dilihat di sini.. 

Berhubung kami berdua sama-sama karyawan maka syarat dokumennya sebagai berikut :
1. KTP
2. Surat Nikah
3. Kartu Keluarga
4. Rekening koran / tabungan 3 bln terakhir
5. NPWP 
6. Slip gaji & surat keterangan kerja 

Kami apply  ke 3 bank, dan Puji Tuhan, ketiganya lolos.. 

Sebelum memutuskan pilih bank yang mana, kami banyak menonton video terkait KPR di Youtube, dan salah satu yang menarik adalah channel Adhitya Mulya. Banyak video terkait KPR yang sudah dia bahas, dan sungguh relate dengan kondisi kami saat itu... Kami jadi paham soal potong tenor, potong pokok, bunga fix, bunga floating, biaya KPR, pelunasan sebagian, pinalti, dsb dsb... Dan kami pun jadi tahu juga ada yang namanya biaya KPR, yang isinya ada bayar asuransi jiwa, asuransi kebakaran, biaya administrasi.. Ada juga biaya notaris..

Keputusannya ambil KPR bank apa?
Bank yang memberikan kami bunga fix periode panjang (5tahun), dan fleksibilitas untuk melakukan pelunasan sebagian (potong pokok)  & pengurangan periode KPR (potong tenor). Memang ada pinalti ya, terkait potong pokok / tenor ini, tapi tetap angka pinalti itu nominalnya akan lebih kecil dari bunga..
 
Begitulah pengalaman kami saat memilih Bank untuk KPR. Semoga bermanfaat.

Wednesday, June 9, 2021

Cerita Rumah #1 : Perjalanan Mencari Rumah Perdana

Tepat di tahun keempat perkawinan kami, akhirnya kami memutuskan membeli aset bersama dengan nilai yg lumayan besar...

Aset yang sebenarnya sudah jadi isu panas sejak masih pacaran... Eh eksekusinya 4thn setelah nikah..

Apaan sih emangnya, La? RUMAH.
Ya.. Kami beli rumah..
Bukannya sekarang udh ada rumah?
Yang saat ini kami tinggali adalah aset mertua, kami sewa.. Karena pasca nikah, rumah tinggal sekarang, adalah win win solution buat kami berdua.. AAP kerja di Cibitung, aku di Jakarta... AAP masih bisa naik motor, aku bisa naik KRL.. Aman.. Waktu itu.. Hahaha...

Eh lah dalah, Januari 2019, 6 bulan setelah AAP Jr lahir, AAP resign dan pindah tempat kerja baru, lokasi di Jakarta... Laaah jadi sama aja kan naik KRL.. Masih aman juga... Bisa berangkat bareng, tapi pulangnya sendiri-sendiri..

Maret 2020... Pandemi... Mulai WFH WFO, masih santai.. Tapi sudah ada topik untuk beli rumah.. Prediksi AAP, dengan kondisi pandemi seperti ini, harga rumah pasti banyak yang turun, atau setidaknya gak naik...

Sampai akhirnya.. Februari 2021.. Masih pandemi, AAP bilang kalau lokasi kerjanya pindah ke Serpong.. Awalnya sih santai banget, maklum warga Bekasinya banyak, pasti ada jemputan... Tapi kelamaan mikir juga, kalau naik jemputan, waktu kami bareng AAP Jr akan semakin sedikit... jadi mulailah kami memutuskan.. 

Mari mencari RUMAH..... 

Langsung spesifik ya, cari rumah di daerah Serpong... Syarat harus dekat ke stasiun KRL Rawa Buntu, Gereja Katolik, dan tentu sekolah AAP Jr kelak.. bahkan saking spesifiknya, kalau bisa sih area Paroki nya masuk St Monika BSD.. hahaha... 

Setiap hari lihat-lihat yang jual rumah online, setiap akhir pekan, laptop nyala untuk lihat-lihat rumah.. 

11 Maret 2021, kami mulai jalan-jalan ke Serpong lihat-lihat list cluster yang kami mau... Tentu AAP Jr tidak diajak, karena masih ada pembatasan usia untuk naik KRL.. Bekasi-Rawa Buntu cukup bayar 6ribu per orang, tapi transit 2x di Manggarai & Tanah Abang. 

nunggu di Manggarai, wefie dulu
Setiap kali lihat rumah, ada beberapa point yang kami catat :
1. Akses masuk ke clusternya >> kalau jalannya kecil, selalu pertimbangkan saat pulang malam, apakah aman? nyaman? 
2. Jarak dengan stasiun, sekolah, gereja >> demi ongkos, dan tentu memupuk keimanan ya
3. Jumlah tetangga >> meskipun aku bukan ibu-ibu arisan, tapi ga mau juga kalau cluster tetangganya cm 9.. plus diwanti-wanti sama saudara jg, pastiin yang RT RW nya jelas biar ga susah di kemudian hari..
4. Luas Tanah, Luas Bangunan dan jumlah kamar >> ini berharap dapat LT 100, bisa 3 kamar
5. Harga >> paten harus yang bersahabat dengan kondisi 

Dan taukah... di percobaan jalan-jalan pertama ini, belum ada putusan beli di mana.. HAHAHA
Tapi hasil jalan-jalan yg ini, AAP baru ngeh, kalau ada insentif PPN dari pemerintah.. Sederhananya, tidak perlu bayar PPN 10%.. Tapi syaratnya, harus rumah pertama yang dibeli dari developer, dan tentu rumahnya harus sudah siap huni... Jadi awalnya mau cari rumah indent dengan alasan belum mau ditempati, sekarang ganti, cari rumah siap huni dengan alasan free PPN.. 

Hari itu ada satu perumahan yang nawarkan rumah siap huni, karena satu dan lain hal, kami masih belum memutuskan beli... Sehingga akhirnya rumah itu berlalu.. Padahal sudah masuk spesifikasi... 2 lantai, 3 kamar, tanah lumayan besar, dan masuk gereja St Monika... Sayangnya belum berjodoh jadi ya sudahlah..

27 Maret 2021, kami jalan-jalan lagi ke Serpong.. Niatnya jalan pagi ya, tapi dasar dua makluk mager... Sampai Serpong udah jam 10.. HAHAHA.. Salah satu saudara AAP  mengajak untuk lihat sekitar rumahnya, rumah-rumah second yang dijual.. Lalu ya kami foto sebagai pertimbangan, apakah mau diambil atau tidak...

Lalu kami iseng mampir satu perumahan yang sebenarnya dihindari untuk datangi... Alasan klasik, harganya kelewat mahal... Tapi entah ya, Tuhan menuntun kami ke sana.. Dan hari itu, marketing nya info, kalau ada beberapa rumah siap huni yang free PPN.. 1 rumah contoh, dan 1 rumah kosongan... Tentu beli rumah contoh itu beserta isinya kan... Nah kami tidak mau, karena selama 4 tahun ini, barang-barang kami sudah cukup lengkap.. Jadilah kami lihat rumah yang kosongan... 2 lantai, 2+1 , dengan kamar mandi 1+1.. Dapat sisa tanah belakang lumayan besar.. Kebetulan hari Minggu nya di perumahan itu ada event, dan kami tahu, ini kalau dilepas bisa diambil orang... Jadi, hari itu kami booking... Dan berpikir 3 hari ke depan.. lanjut / tidak..

Dengan petunjuk Tuhan, melalui banyak doa Novena yang kami daraskan, 31 Maret 2021 menjadi hari kami memutuskan memilih rumah tersebut.. Yang dari awal kami jauhi, eh malah dimudahkan oleh Tuhan...

01 April 2021, Kamis Putih 2021, kami tanda tangan surat pembelian rumah, di stasiun Manggarai (ahaha, ini kalau diinget-inget lawak bener...) Ini bermula karena kami dapat misa di Gereja jam 17.00, dan tidak akan keburu ke Serpong, jadi Marketingnya janji temu di Manggarai.. Proses pembayarannya kami pilih pakai KPR, dan cerita soal KPR di posting selanjutnya ya...




Bermain Pikler Triangle

Saat pandemi mulai masuk Indonesia, AAP Jr masih umur 1,5tahun. Kala itu memang kami belum terlalu sering mengajak dia main di tempat main a...